Aren (Arenga pinnata) termasuk kedalam famili arecaceae. Pohon aren (Arenga Pinnata) merupakan salah satu pohon MPTS (multi purpose tree system) yang sudah dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Terkenalnya aren di kalangan masyarakat karena hampir seluruh bagian dari pohon ini sudah dapat dimanfaatkan dan digunakan sehingga memiliki nilai ekonomi. Aren dalam bahasa daerahnya dikenal dengan beberapa nama diantaranya seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (Sumatra dan Semenanjung Malaya), kawung, taren (Sunda), akol, akel, akere, inru, indu (Sulawesi), dan lain-lain.
Pohon aren banyak manfaatnya baik dari aspek skonomi, sosial maupun ekologis. Dari aspek ekonomi pohon aren banyak dimanfaatkan oleh masyarakat baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk dijual sebagai sumber pendapatan dan mata pencaharian utama masyarakat. Beberapa produk yang sudah dimanfaatkan yaitu diantaranya berupa kolang-kaling.
Kolang-kaling (buah atap) adalah nama cemilan kenyal berbentuk lonjong dan berwarna putih transparan dan mempunyai rasa yang menyegarkan. Kolang kaling yang dalam bahasa Belanda biasa disebut glibbertjes ini, dibuat dari biji pohon aren (Arenga pinnata) yang berbentuk pipih dan bergetah. Pohon aren yang sudah berumur 5 tahun akan mengeluarkan bunga betina yang akan menghasilkan buah aren. Buah aren ini dapat digunakan sebagai sumber bibit dan sumber makanan yaitu diolah menjadi curuluk/ kolang-kaling/ cangkaleng.
Kolang-kaling akan banyak dijumpai pada saat bulan puasa, karena oleh masyarakat pada umumnya dijadikan sebagai menu utama pada saat buka puasa. Tingkat kebutuhan yang tinggi terhadap kolang-kaling terutama pada saat bulan puasa maka dibeberapa daerah pembuatan kolang-kaling sudah menjadi budaya dan menjadi sumber mata pencaharian.
Tahap 1;
Pohon aren pertama kali akan mengeluarkan bunga betina yang menghasilkan buah aren. Buah aren ini dihasikan oleh tanaman nira hanya satu kali saja, dan dapat dipanen setelah berumur 1,5 - 2 tahun, atau setelah mengeluarkan tandan 4-5 tandan.
Tahap 2;
Buah aren yang sudah terkumpul dipisahkan atau dibuang batangnya sehingga tinggal menyisakan buah aren.
Tahap 3;
Buah yang muda intinya masih lunak dan agak bening. Untuk mengeluarkan intinya, buah muda dibakar atau direbus, kemudian inti-inti biji itu direndam dalam air kapur selama beberapa hari untuk menghilangkan getahnya yang gatal dan beracun.
Tahap 4;
Buah aren yang sudah direbus kemudian dikupas buah arenya.
Tahap 5;
Buah yang telah dikukus dan dikupas, menampakkan inti biji (endosperma).
Memukul pipih inti biji enau, sebelum merendamnya di air selama beberapa hari
Tahap 6;
Hasil perendaman berupa kolang-kaling siap dipasarkan.
Kolang-kaling yang paling enak untuk dimakan adalah kolang-kaling yang masih muda, dimana dagingnya dapat ditusuk dengan lidi.
Manfaat Kolang-kaling
Kolang-kaling memiliki manfaat antara lain untuk membantu mempercepat rasa kenyang karena kadar gelatinnya yang tinggi dan sulit dicerna. Bagi mereka yang sedang diet menurunkan berat badan, kolang-kaling dapat dijadikan salah satu menu dietnya (Anonim, 2001 dalam Achmad dkk.2009).
Kolang-kaling memiliki kadar air sangat tinggi, hingga mencapai 93,8% dalam setiap 100 gram-nya. Kolang kaling juga mengandung 0,69 gram protein, empat gram karbohidrat, serta kadar abu sekitar satu gram dan serat kasar 0,95 gram.
Selain memiliki rasa yang menyegarkan, mengkonsumsi kolang kaling juga membantu memperlancar kerja saluran cerna manusia (Anonim.2009).
Potensi dan Prospek Pasar Kolang-Kaling
Pada saat ini ada kecenderungan permintaan buah aren (kolang-kaling) terus meningkat sehingga harganya pun terus menguntungkan petani. Menigkatnya kebutuhan kolang-kaling sangat dirasakan pada saat bulan puasa.
Pada bulan puasa di Pasar Indramayu salah seorang pedagang kolang-kaling bisa menjual 60 kilogram setiap hari, harganya Rp 10.000,00 per kilogram
sehingga cukup bagus bila dibandingkan dengan harga pada hari biasa yang Rp 7. 000,00 per kilogram (Anonim. 2009). Pasokan kolang-kaling untuk pasar di Indramayu dari daerah ciamis perhari mencapai 700 kilogram, kalau hari biasa 100 kilogram/hari sehingga kesempatan tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Kebutuhan yang terus meningkat tersebut disatu sisi sangat menguntungkan tetapi disisi lain perlu dicermati karena untuk perbanyakan tanaman melalui persemaian diperlukan buah aren.
Daftar Pustaka
Achmad B, Wuri Handayani, Triyono P., Encep R., Dian D., Aditya Hani, Eva Fauziyah, Soleh M. 2009. Aren (Arenga pinnata) Potensi, Manfaat dan Strategi Pengembangan. Balai Penelitian Kehutanan. Ciamis
Aninom. 2009. Kolang-Kaling. http://id.wikipedia.org/wiki/Kolang-kaling, diakses tgl. 3-11-2009
Anomim. 2009. Kolang-Kaling Laris di Bulan Puasa. http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=94106, diakses tgl. 3—11-2009