BUDIDAYA MANGROVE DAN ANALISA BIAYA - investasi pohon

Blog investasi pohon - Blog yang menguraikan mengenai pohon/kayu dalam kerangka hutan rakyat dengan berbagai hal mulai dari investasi, produksi dan pemasaran serta kelembagaannya

Post Top Ad

Wednesday, August 9, 2017

BUDIDAYA MANGROVE DAN ANALISA BIAYA

BUDIDAYA MANGROVE DAN ANALISA BIAYA

HASIL WAWANCARA PETANI TENTANG BUDIDAYA MANGROVE

Budidaya mangrove dan analisa biaya berdasarkan hasil wawancana terhadap petani mengrove hasilnya sebagai berikut;

Nama responden    : Yopi
Umur                      : 28 th
Pendidikan              : SMA
Pengalamam mangrove : 7 th
Luas mangrove    : 1 ha
Jenis budidaya        : udang dan bandeng
Jenis tanaman        : api-api dan bako-bako
Asal bibit         : Udang dari Eretan Indramayu
               Bandeng dari Cemara
A. Persepsi Terhadap Budidaya Mangrove
1. Manfaat/fungsi mangrove :
    Responden mengetahui akan manfaat dari tanaman mangrove yaitu ;
-    tempat berlindung ikan
-    dapat menyerap limbah
-    sebagai sumber makanan bagi ikan
2. Kendala yang dihadapi :
    - pencurian terhadap tanaman mangrove
    - modal usaha
    - lahan garapan kurang luas
3. Kegiatan pemeliharaan terhadap tanaman mangrove :
    - tidak dilaksanakan secara khusus
4. Upaya pemanfaatan terhadap tanaman mangrove :
    - hanya sebagai kayu bakar
5. Hubungan antara tanaman mangrove dengan ikan :
- terjadi hubungan yang saling menguntungkan karena tanaman kayu merupakan sumber makanan bagi ikan dan tempat berteduh.
6. Presepsi terhadap pola-pola budidaya tambak :
- hanya mengenal dua pola yaitu pola empang parit (gambar : a) dan pola jalur ketengah (gambar : b).









    Gambar : a            Gambar : b

Khusus pola komplangan responden belum mengetahui dan baru tau kalau pola pada plot penelitian itu merupakan pola komplangan.
Tanggapan terhadap pola komplangan :
Pelebaran tambak pada salah satu sisi tambak akan ada pengaruhnya terhadap pertumbuhan ikan jika dilakukan ± 20 m karena area bermaian ikan lebih luas.
Kelemahan dari pola komplangan : masih adanya peluang air menjadi bau karena pada saat air surut daun yang jatuh kering akan terendam air  sehingga menjadi busuk yang menimbulkan air menjadi bau dan  pada saat  pasang air laut air bau yang dari tengah menyebar ke pinggir dimana kondisi ini tidak disukai oleh ikan atau menyebabkan udang menjadi mabuk dan mati.
Kondisi tersebut dapat diatasi dengan pelebaran empang terhadap semua sisinya selebar 5 m keliling. Pelebaran pada semua sisi empang dilakukan untuk mengangkat lumpur menjadi bendung sehingga air bau dari tengah pada saat pasang tidak menyebar ke pinggir.
Pola pada gambar (b) dan pelebaran pada semua sisi tambak tidak diijinkan oleh pihak Perhutani.

    B. Analisa Usaha (1 ha/1 kali panen)


No
Kegiatan
Pola gambar (a)
Pola gambar (b)
1
Pembuatan/penataan empang
1.000.000
2.500.000
2
Bibit



a. Bandeng (@ 100/ekor)
200.000
250.000

b. Udang (@ 20/ekor)
200.000
400.000
3
Pupuk



a. Urea (@ 1.250/kg)
62.500
62.500

b. TSP (@ 1.800/kg)
90.000
90.000
4.
Pemanenan



a. Sewa mesin desel
110.000
110.000

b. Tenaga kerja (@ 25.000/org/hari)
175.000
175.000





JUMLAH (A)
1.837.500
3.587.500

Hasil



Waktu panen
3 bulan
2,5 bulan
1.
Panen harian (± 2 bulan)
- 2 kg/ hari @ 30.000/kg

3.600.000

3.600.000
2.
Panen akhir



a. bandeng (8.500/kg)
1.700.000
2.125.000

b. Udang (50.000/kg)
1.000.000
2.000.000





HASIL (JUMLAH B)
6.300.000
7.725.000

KEUNTUNGAN (B-A)
4.462.500
4.137.500




Nama responden    : Cakra
Umur            : 44 th
Pendidikan        : SD
Pengalamam mangrove : 25 th
Luas mangrove    : 10 ha
Jenis budidaya        : udang dan bandeng
Jenis tanaman        : api-api dan bako-bako
Asal bibit         : Udang dari Eretan Indramayu
               Bandeng dari Cemara

A. Persepsi Terhadap Budidaya Mangrove
1. Manfaat/fungsi mangrove :
    Responden mengetahui akan manfaat dari tanaman mangrove yaitu ;
-    udang tidak mudah setres
-    sebagai sumber makanan bagi ikan
2. Kendala yang dihadapi :
    - pencurian terhadap tanaman mangrove
    - pemeliharaan tanaman mangrove susah dilaksanakan
3. Kegiatan pemeliharaan terhadap tanaman mangrove :
    - ikut menjaga dari pencurian kayu
4. Upaya pemanfaatan terhadap tanaman mangrove :
    - hanya sebagai kayu bakar
5. Hubungan antara tanaman mangrove dengan ikan :
- terjadi hubungan yang saling menguntungkan karena tanaman kayu merupakan sumber makanan bagi ikan dan tempat berteduh, porposi tanaman mangrove yang baik berkisar 50% - 70 %, terlalu lebat menyebabkan bau pada air dan jika sedikit terlalu panas.
Responden sudah sadar akan manfaat tanaman mangrove dibuktikan dengan membudidayakan  tanaman magrove pada lahan tambak milik pribadi.
6. Perhatian pemerintah :
    Sudah ada tetapi kadang-kadang kurang tepat sasaran
7. Permintaan ikan :
    Cukup bagus dan selalu meningkat
6. Presepsi terhadap pola-pola budidaya tambak :
- hanya mengenal dua pola yaitu pola empang parit (gambar : a) dan pola jalur ketengah (gambar : b).









    Gambar : a            Gambar : b




Khusus pola komplangan responden belum mengetahui,
Tanggapan terhadap pola komplangan :
Faktor bau pada air yang disebabkan dari daun kering yang terendam air masih tinggi dan ini manjadi racun bagi tanaman.

B. Analisa Usaha (1 ha/1 kali panen)


No
Kegiatan
Pola gambar (a)
Pola gambar (b)
1
Pembuatan/penataan empang
2.500.000
3.750.000
2
Bibit



a. Bandeng (@ 100/ekor)
200.000
500.000

b. Udang (@ 20/ekor)
200.000
300.000
3
Pupuk



a. Urea (@ 1.250/kg)
62.500
93.750

b. Foska
80.000
80.000
4
Penambahan air (umur 20 hari)



Solar
10.000
10.000
4.
Pemanenan



a. Sewa mesin desel
110.000
110.000

b. Tenaga kerja (@ 25.000/org/hari)
175.000
175.000





JUMLAH (A)
3.337.500
5.018.750

Hasil


1.
Panen harian (± 2 bulan)
- 2 kg/ hari @ 30.000/kg

3.600.000

3.600.000
2.
Panen akhir



a. bandeng (8.500/kg)
1.800.000
3.150.000

b. Udang (50.000/kg)
3.150.000
4.200.000





HASIL (JUMLAH B)
8.550.000
10.950.000

KEUNTUNGAN (B-A)
5.212.500
5.931.250








Nama responden    : Tamat
Umur            : 60 th
Pendidikan        : SD
Pengalamam mangrove : 17 th
Luas mangrove    : 6 ha 2 lokasi (3 ha pola (a) dan 3 ha pola (b)
Jenis budidaya        : udang dan bandeng
Jenis tanaman        : api-api dan bako-bako
Asal bibit         : Udang dari Eretan Indramayu
               Bandeng dari Cemara, kerawang

A. Persepsi Terhadap Budidaya Mangrove
1. Manfaat/fungsi mangrove :
    Responden mengetahui akan manfaat dari tanaman mangrove yaitu ;
-    jadi kayu bakar
-    sebagai sumber makanan dan menaungi ikan


2. Kendala yang dihadapi :
- pencurian terhadap tanaman mangrove tinggi masyarakat ikut melarang karena kalao terlalu terang tidak baik untuk ikan
    - kematian udang tinggi.
3. Kegiatan pemeliharaan terhadap tanaman mangrove :
    - tidak ada kegiatan pemeliharaan.
4. Upaya pemanfaatan terhadap tanaman mangrove :
    - hanya sebagai kayu bakar
5. Hubungan antara tanaman mangrove dengan ikan :
- terjadi hubungan yang saling menguntungkan karena tanaman kayu merupakan sumber makanan bagi ikan dan tempat berteduh, Responden sudah sadar akan manfaat tanaman mangrove dibuktikan dengan  ikut menjaga dari pencurian kayu dan sudah mengetahui bahwa terlalu terang tidak baik untuk pertumbuhan ikan dan udang.
6. Perhatian pemerintah :
    - tidak tau
7. Permintaan ikan :
    Cukup bagus dan selalu meningkat
6. Presepsi terhadap pola-pola budidaya tambak :
- Responden sudah melaksanakan 2 pola tambak yaitu : pola empang parit (gambar : a) dan pola jalur ketengah (gambar : b).









    Gambar : a            Gambar : b

Khusus pola komplangan responden belum mengetahui,
Tanggapan terhadap pola komplangan :
Dari segi kegiatan budidaya dan pertumbuhan ikan relatif sama dengan pola empang parit,

Tipe pengelolaan tambak








Pola (a) : empang parit    Pola (b) : pola jalur        Pola (c) : komplangan
  


No    Uraian    Pola (a)    Pola (b)    Pola (c)



No
Uraian
Pola (a)
Pola (b)
Pola (c)
A.
Aspek budidaya



1.
Pembuatan tambak
Mudah dilaksanakan
Mudah dilaksanakan perlu waktu
Mudah dilaksanakan
2.
Budidaya
mudah
mudah
mudah
3.
Peluang hama penyakit
Lebih tinggi
Krn faktor bau dari daun yang busuk
Dapat diminimalisir
Masih ada celah air bau dari daun busuk
4.
Tingkat kematian ikan
Peluangnya banyak
Dpt ditekan
masih ada pluang
5.
Pertumbuhan ikan
standar
Agak lebih cepat
Krn faktor makanan lebih banyak
standar
6.
Pemeliharaan tanaman
mudah
Lebih mudah
Mudah
7.
Pertumbuhan tanaman
Tidak mengalami hambatan
Tidak mengalami hambatan
Tidak mengalami hambatan
8.
Pemanenan ikan
mudah
mudah
mudah





B.
Aspek Ekonomi



1.
Biaya pembuatan
Ringan/kecil
Besar
Agak besar
2.
Biaya pemeliaraan
sedang
Lebih besar
Sedang
3.
Kualitas ikan
standar
standar
Standar
4.
Waktu panen
Standar
(3-4 bulan)
Lebih cepat
(2,5 – 3 bln)
Standar
(3-4 bulan)
5.
Kapasitas
Standar
(udang 10.000 ekor
Bandeng 2.000 ekor
Bisa ditingkat
1,5 – 2 kali lipat
Bisa ditingkatkan dari (a)
C.
Aspek konservasi



1.
Kesejukan udara
terjaga
Berkurang besar
Agak berkurang
2.
Fungsi mangrove
aman
Relatif terganggu
Agak aman
3.
Tata air
Tidak tergannggu
Tidak tergannggu
Tidak tergannggu
4.
Habitat burung
terjaga
terganggu
terjaga





D.
Aspek hukum



1.
Fersi Perhutani
Sangat dianjurkan
Tidak diperbolehkan
Masih tanda tanya








               
Adanya beberapa  kelebihan dari tambak pola jalur gambar (b), maka kenyataan dilapangan pola ini banyak dipilih dan dilaksanakan oleh petani dan dari hasil wawancara hampir mencapai 70 % yang umumnya berada di bagian dalam sedangkan untuk bagian depan pola empang parit masih tetap dipertahankan. Meskipun demikian sebenarnya pola jalur tidak diperbolehkan oleh pihak perhutani tetapi dengan berbagai kendala di lapangan pola itu masih dilaksanakan. Upaya pihak perhutani untuk mencegah bertambahnya empang pola jalur tetap dilaksanakan sebagai indikatornya bahwa pada waktu pelaksanaan wawancara ada salah satu penggarap yang dipanggil oleh KBKPH (asper) karena setelah beberapakali diperingatkan tidak memberhentikan pembuatan empang pola jalur.
Pola komplangan masih sangat awam di tingkat petani dan masih menjadi polemik dipihak perhutani antara diperbolehkan atau tidak, oleh karena itu hasil dari penelitian harus disosialisasikan ke pihak perhutani untuk upaya pengembangan ke arah yang lebih luas.

Post Top Ad

Your Ad Spot