INVESTASI/MENANAM SENGON ITU “IBADAH” Ke HAJI Pun TERWUJUD - investasi pohon

Blog investasi pohon - Blog yang menguraikan mengenai pohon/kayu dalam kerangka hutan rakyat dengan berbagai hal mulai dari investasi, produksi dan pemasaran serta kelembagaannya

Post Top Ad

Wednesday, April 22, 2015

INVESTASI/MENANAM SENGON ITU “IBADAH” Ke HAJI Pun TERWUJUD

Oleh :
Suyarno, S.Hut

Pendahuluan
Kegiatan penanaman tanaman kayu jika ditinjau dari unsur keproyekan dalam bentuk penghijauan/reboisasi sampai dengan tahun 2007 sudah berjalan hampir 38 tahun. Namun kenyataannya sampai saat sekarang program penghijauan masih menjadi bagian dari program  pemerintah dengan memunculkan istilah ” Kecil Menanam Dewasa Memanen. Kegiatan penanaman baik yang didanai oleh pemerintah atau secara swadaya pada kenyataanya masyarakat sudah mempunyai kesadaran yang tinggi untuk menanam kayu. Kegiatan penanaman tanaman kayu yang dilaksanakan oleh masyarakat pada umumnya diperuntukan untuk biaya sekolah, untuk dana cadangan hajatan dan lain-lain sehingga muncul istilah “daur butuh.” 
Terlepas dari berbagai tujuan yang ingin diharapkan  dari penanaman kayu jika itu dilaksanakan dengan iklas dan rido tanpa pamrih maka unsur ibadah ada didalamnya sesuai dengan yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW bahwa “ sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain “. Hal ini terdapat dalam kegiatan penanaman tanaman kayu karena dari tanaman tersebut akan menghasilkan oksigen yang sangat diperlukan oleh banyak mahkluk hidup guna mempertahankan hidupnya. Jangka waktu dari penanaman dan pemanenan hasil memerlukan waktu yang lama seringkali tanaman kayu itu dapat diwariskan kepada anak cucu, sebagaimana ceritanya pada jaman Khalifah Hasan All-rasyid ada seorang kakek tua renta yang sedang menanam benih kurma, khalifah tersebut bertanya : Untuk siapakan benih kurma yang kakek tanam ini ?. Bukankah untuk memetik buahnya memerlukan waktu yang cukup lama dan kakek sendiri belum tentu merasakan nikmatnya buah kurma tersebut.
Jawab si kakek sambil tersenyum; “ Kurma ini untuk anaku dan cucuku, sebentar lagi saya mungkin akan segera menghadap sang khalik, karenanya benih kurma ini bukan untukku, tetapi juga akan menjadi penerangku kelak di akherat”(Hikmah, 08/08/03) dalam Subarudi.2004.
Dari cerita itu kegiatan penanaman kayu dapat juga dikatagorikan termasuk dalam 3 (tiga) amalan yang terus mengalirkan pahala meskipun orang yang beramal sudah meninggal yaitu “ anak yang sholeh, ilmu yang bermanfaat dan sodaqoh jariah”.
Disamping nilai pahalanya sebagaimana uraian tersebut, kegiatan penanaman kayu secara tidak langsung dapat dijadikan sebagai solosi tabungan yang selama ini menjadi masalah yang mendasar untuk dapat beribadah haji karena ibadah haji merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan bagi yang mampu sesuai dengan ayat 97 Surat Al Imron  yang artinya “  Dan baginya Allah wajib atas manusia haji ke baitullah yaitu haji yang mampu jalannya “.
Disamping haji itu wajib banyak kefadolan yang diperoleh bagi yang melaksanakannya diantaranya :
  1. Orang yang haji merupakan tamu kehormatan bagi Allah, sehingga jika berdoa maka akan dikabulkan dan jika mohon ampun maka Allah akan mengampuni baginya (Ibnu Majah).
  2. Orang yang haji itu doanya magbul, pahala atas biaya yang sudah dikeluarkan akan dilipat gandakan dan diganti oleh Allah dan dihilangkan fakirnya (Baehaki, Tobroni).
  3. Orang yang haji itu mendapat lipatan pahala tanah harom yaitu 1 kebaikan ditanah harom sama dengan 100.000 kebaikan yang dikerjakan diluar tanah harom  (Hadist Khozaimah).
  4. Orang yang haji dapat berdoa ditempat mustajab yang tidak ada diluar mekah.
  5. Orang yang haji itu secara langsung sudah membuktikan adanya tempat-tempat bersejarah dalam perkembangan islam sehingga hatinya semakin mantab.
Beberapa kefadolan tersebut bagian dari keutamaan haji dan masih banyak kefadolan haji yang lainnya untuk itu sudah selayaknyalah umat islam mempunyai cita-cita dan harus mempuyai keiinginan yang besar untuk bisa ibadah haji. Untuk itu kegiatan penanaman tanaman kayu kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif jalan keluar guna terlaksananya ibadah haji sebagaimana yang sudah dialami oleh masyarakat Kecamatan Cilengok Kabupaten Banyumas dan masyarakat Ciamis Selatan sehingga banyak muncul istilah atau sebutan haji sengon.
Untuk tujuan tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan;
  1. Pemilihan jenis tanaman.
Jenia tanaman yang dibudidayakan harus yang cepat tumbuh atau berdaur pendek antara 7 – 10 tahun. Jenis yang dapat dijadikan sebagai alternatif pilihan yaitu sengon, jati putih dan akasia mangium.
  1. Kesesuain tempat tumbuh.
Kesesuain lahan kaitanya dengan faktor iklim, jenis tanah harus sesuai dengan habitat dari jenis tanaman yang dipilih.
  1. Faktor keamanan.
Dari beberapa pertimbangan tersebut akan diuraikan berbagai gambaran tentang usaha budidaya tanaman sengon, sebagai tabungan untuk pemecahan masalah biaya ibadah haji dan ditanggung halal.

Gambaran Hasil
 Mengingat rata-rata kepemilkan lahan di Jawa relatif sempit berkisar antara 0,2 – 0,5 ha, maka sebagai gambaran hasil yang diperoleh di hitung dalam luasan 0,5 ha.
Luas lahan                   : 0,5 ha
Jarak tanam                 : 2 x 3 m
Jumlah tanaman          : 830 batang
A. Komponen Biaya (hasil wawancara dengan petani)
            1. Penanaman dan bibit tanaman                    : Rp. 1.347.500,-
            2. Pemeliharaan tahun pertama
                (Kegiatan pemupukan+pendangiran)          : Rp.    340.000,-
            3. Pemeliharaan tahun kedua
                (Kegiatan pemupukan+pendangiran)          : Rp.    340.000,-
            4. Pemeliharaan tahun ketiga                         
                (kegiatan pendangiran)                               : Rp.    525.000,-
            5. Pemeliharaan tahun keempat                                 
                (kegiatan pendangiran)                               : Rp.    525.000,-
            6. Biaya Pemanenan                                        : Rp. 1.650.000,-

                        TOTAL BIAYA                                : Rp. 4.727.500,-
B. Pendapatan
Berdasarkan hasil survey di Kab. Ciamis sengon pada umur 5 tahun dapat menghasilkan rata-rata tinggi 13 m dan diameter 21,07 cm sehingga menghasilkan volume (¼ π Diameter2 x Tinggi) rata-rata per batang : 0,27 m3.
Dengan porsen jadi 80 % maka volume kayu pada saat panen : 664 batang x 0,27 m3 = 179,28 m3
Dengan asumsi harga per 1 m3 kayu sengon Rp. 250.000,- maka hasil akhir yang diperoleh sebesar 179,28 m3 x 250.000,- = Rp. 44.820.000,-
C. Pendapatan Bersih
Pendapatan yang diperoleh dengan jangka waktu 5 tahun adalah sebesar :
Rp. 44.820.000,- - Rp. 4.727.500,- = Rp. 40.092.500,-

Pendapatan Rp. 40 juta dalam waktu 5 tahun dengan luas lahan 0,5 ha maka sangat memungkikan untuk mencukupi biaya ibadah haji.

Peningkatan Pendapatan
Pendapatan 40 juta selama 5 tahun dari luasan 5 ha merupakan angka yang realistis, namun perhitungan tersebut bisa berubah karena fluktuasi harga baik pada komponen biaya yang meningkat maupun harga jual kayu yang berubah karena data yang digunakan berdasarkan hasil survey pada tahun 2004 di Kab. Ciamis.
Pendapatan 40 juta itu hanya sebatas dari tanaman kayunya saja yang pada kenyataanya petani pada umumnya mengusahakan kayu dengan sistem tumpangsari yaitu antara tanaman kayu dengan tanaman palawija sampai umur kayu 2 tahun. Peningkatan pendapatan dapat ditempuh dengan memperpendek jarak tanam menjadi 2 x 2 m sehingga jumlah tanaman semakin banyak dan pada umur 3 atau 4 tahun dapat dilakukan kegiatan penjarangan yang kayunya dapat dijual dalam bentuk kayu bakar.

Penutup
Uraian diatas merupakan salah satu aternatif upaya sebagai solosi pemecahan masalah keuangan yang harus tersedia bagi yang akan melaksanakan ibadah haji. Namun semuanya adalah rencana dan hitungan manusia yang akhirnya semuanya adalah Allah yang menentukan kodar manusia.    



DAFTAR PUSTAKA


Subarudi. 2004. Sinergisitas Pelaksanaan Gerakan Penanaman Pohon di Ciamis (Makalah Pada Majalah Al-Bazia). Loka Litbang Hutan Monsoon Ciamis. Ciamis

Post Top Ad

Your Ad Spot