POTENSI SUNGAI DAN PEMANFAATAN AIR GUNUNG SAWAL - investasi pohon

Blog investasi pohon - Blog yang menguraikan mengenai pohon/kayu dalam kerangka hutan rakyat dengan berbagai hal mulai dari investasi, produksi dan pemasaran serta kelembagaannya

Post Top Ad

Wednesday, July 29, 2015

POTENSI SUNGAI DAN PEMANFAATAN AIR GUNUNG SAWAL


Berdasarkan data dan hasil pengamatan dari Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) tahun 1997 potensi sungai yang berasal dari Gunung Sawal dapat dikelompokan dalam 3 (tiga) katagori yaitu sungai besar, sedang dan kecil sebagaimana tercantum pada tabel berikut;
Tabel 1 : Potensi Sungai Dari Gunung Sawal.
No
Sungai Kecil
Sungai Sedang
Sungai Besar
1.
Sungai Cilopadang
Sungai Cikalagen
Sungai Cibaruyan
2.
Sungai Cisedang
Sungai Cipalih
Sungai Cileueur
3.
Sungai Cijoho
Sungai Ciharus

4.
Sungai Ciroyom
Sungai Cimuncang

5.
Sungai Cikawung
Sungai Cimantaja

6.
Sungai Cidarma
Sungai Cikadongdong

7.
Sungai Cinyusu


8.
Sungai Cibaok


9.
Sungai Cibulan


10.
Sungai Cipanyusuhan


11.
Sungai Ciwodari


12.
Sungai Cileungsir


13.
Sungai Cisepet







Sungai-sungai tersebut tersebar dan mengalir ke berbagai arah akan tetapi semuanya bermuara ke Sungai Citanduy.
Dua sungai besar yaitu Sungai Cibaruyan dan Sungai Cileueur mempunyai debit air yang besar dan kondisi airnya tidak pernah kering pada saat musim kemarau, sehingga dengan kondisi yang demikian maka banyak pihak yang sangat tergantung dari air yang berasal dari dua sungai tersebut, seperti air untuk kebutuhan rumah tangga, air PDAM, air untuk irigrasi. Pemanfaatan teradap air yang berasal dari dua sungai besar yaitu;
1.      Sungai Cibaruyan
Sungai Cibaruyan bermuara di Sungai Citanduy yang merupakan batas administrasi Kota Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis. Sungai Cibaruyan berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dimanfaatkan untuk pertanian dan rumah tangga.
Masyarakat yang mempunyai lahan pertanian di sepanjang sungai merasakan manfaat yang besar karena dapat membudidayakan lahannya 3 (tiga) kali dalam setahun. Kondisi ini dirasakan oleh masyarakat di Desa Sukamaju (Kampung Cikujang Girang, Cikujang Hilir, Sukamaju Hilir, Cibulan), Desa Sukahaji (Kampung Mancagar, Ciloa, Cianda) dan Desa Sukamulya.
Penggunaan air untuk pertanian khususnya di Desa Sukahaji sudah berkembang dan dikelola oleh lembaga khusus dibawah desa yaitu P3I “Mitra Cai”. Lembaga ini mengatur pembagian air dan sudah diberlakukan iuran sebesar 1 ons gabah kering per bata (14 m2) pada saat panen.
Pada musim kemarau ketergantungan masyarakat terhadap air sungai semakin meningkat, mulai untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan irigrasi pertanian. Dengan demikian maka jelaslah keberadaan air yang berasal dari Sungai Cibaruyan ini sangat signifikan terhadap kehidupan, akan tetapi masih terdapat masyarakat yang kurang menyadari, sehingga memperlakukan air tersebut tidak bijaksana, seperti membuang sampah ke sungai dan lain-lain.
2.      Sungai Cileueur
Pemanfaatan air Sungai Cileueur lebih beragam bila dibandingkan dengan pemanfaatan air Sungai Cibaruyan. Keberadaan air Sungai Cileueur dipergunakan sebagai penopang kehidupan kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan pokok  keberlangsungan industri, antara lain;
  1. Pabrik karet
Air dari Sungai Cileueur merupakan bahan pokok keberlangsungan pabrik karet yang digunakan untuk kegiatan perendaman dan pendinginan mesin disel, sehingga tanpa air kegiatan industri tidak dapat beroperasi. Berdasarkan hasil wawancara bahwa air digunakan selama jam kerja (07.00 s/d 21.00) yang rata-rata perhari membutuhkan ± 13.000 lt dan selama 6 tahun beroperasi belum pernah mengalami kekurangan air, sehingga kegiatan produksi dapat berjalan terus.
  1. Industri Pembuatan Tahu.
Home industri berupa pembuatan tahu di Dusun Karangtengah Desa Imbanagara menggunakan sebagian dari air Sungai Cileueur untuk kegiatan usahanya.
  1. PDAM

Keberadaan air di Sungai Cileueur menjadi andalan sumber air untuk PDAM Tirta Galuh karena kondisi sungai sepanjang tahun mengalirkan air, meskipun jumlah air di Sungai Cileueur belum mencukupi total kebutuhan PDAM. Pada saat musim kemarau kapasitas sumber air yang diambil dari Sungai Cileueur hanya mampu mengalirkan 10 lt/detik, sehingga hanya mencukupi untuk 4.500 konsumen dan pada saat musim hujan mampu memenuhi permintaan 11.123 pelanggan (Tadjuk. Edisi 86, 22 Januari 2007)
  1. Pertanian dan Perikanan.
Disepanjang Sungai Cileueur rata-rata sawah pertanian dapat menghasilkan panen 3 kali dalam setahun dan banyak digunakan untuk budidaya perikanan. Kondisi ini dirasakan manfaatnya oleh banyak desa diantaranya; Desa Tanjungsari, Gunungsari, Bendasari, Sadananya, Mangkubumi, Cisadap, Sukajadi, Mekarjadi dan Kelurahan Sindangrasa.
Keberadaan air Sungai Cileueur semakin dirasakan penting adanya pada saat musim kemarau, bahkan pada tahun 2006 banyak masyarakat berbondong-bondong turun ke sungai karena kondisi air sumur yang kering untuk keperluan cuci dan mandi, yang dilakukan oleh masyarakat di Kampung Bojonghuni sampai daerah Bojong Cijeungjing.
Keterbatasan debit air Sungai Cileueur pada saat musim kemarau mengakibatkan adanya pengaturan air yang belum terorganisir, sehingga terjadi penggiliran penggunaan air diantaranya untuk PDAM, persawahan dan sebagian dialirkan ke hilir untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat di hilir. Pembagian air didasarkan atas dasar saling pengertian sama-sama membutuhkan.

Dari hasil wawancara dengan masyarakat yang memanfaatkan air dari Sungai Cileueur diketahui bahwa selama musim kemarau berapa lamapun air sungai belum pernah mengalami kekeringan. Kondisi ini dapat dijadikan sebagai salah satu indikator bahwa penutupan lahan di Gunung Sawal berlum terganggu dan harus dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi.

Post Top Ad

Your Ad Spot