Pendahuluan
Aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) adalah palma yang terpenting
setelah kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman
serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama seperti nau, hanau,
peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk
(aneka nama lokal di Sumatra dan Semenanjung
Malaya); kawung, taren (Sd.); akol, akel, akere,
inru, indu (bahasa-bahasa di Sulawesi); moka, moke, tuwa,
tuwak (di Nusa Tenggara), dan lain-lain.
Pohon aren (Arenga
Pinnata) merupakan salah satu pohon MPTS (multi purpose tree system) yang sudah dikenal oleh hampir seluruh
masyarakat Indonesia. Terkenalnya aren di kalangan masyarakat karena hampir
seluruh bagian dari pohon ini sudah dapat dimanfaatkan dan digunakan sehingga
memiliki nilai ekonomi. Pemanfaatannya mulai dari akar (untuk obat
tradisional), batang (untuk berbagai macam peralatan dan bangunan), daun
muda/janur untuk pembungkus kertas rokok. Produksi aren lainnya juga dapat
dimanfaatkan, misalnya buah aren muda untuk pembuatan kolang-kaling, air nira
untuk bahan pembuatan gula merah/cuka dan pati/tepung dalam batang untuk bahan
pembuatan berbagai macam makanan (Anonim c, 2008, dalam Achmad dkk. 2009)
Dari berbagai manfaat tersebut termasuk didalamnya
berupa pemanfaatan injuk dengan berbagai produk yang dihasilkan. Berbagai jenis
produk dengan bahan baku injuk diantaranya yaitu; rambatan tanaman vanili, atap
rumah (fiiler), tali tambang, sapu
ijuk, reset dan resapan air/septtiteng (Achmad dan Dian D. 2008).
Bahan baku injuk dengan berbagai produk yang
dihasilkan sudah menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat baik yang bersifat
home industri maupun industri besar yang menyerap banyak tenaga kerja.
Perusahaan sapu dengan bahan baku injuk di Desa Cimuncang Kab. Majalengka hasil
produksinya sudah menyebar ke berbagai wilayah seperti Surabaya, Medan dan
Jakarta bahkan ekspor ke luar negeri sepeti Jepang dan Taiwán. Proses produksi
pengolahan injuk sebagai berikut;
Proses pengolahan injuk hasil wawancara dengan industri sapu di Desa
Cimuncang Kab. Majalengka;
|
Tahap 1 ;
Tahap 2 ; diolah/disisir
|
Tahap 3 dan 4;
Cemara adalah kumpulan dari
helaian tebuan.
Tebuan adalah kumpulan dari
Helaian injuk yang sudah rapih
(tebuan koalitas bagus di exspor)
Tahap 5 dan 6; Finishing
Pemotongan tebuan, dimasukan
|
Keplastik
sebagai pembungkus
Sapu dan pemasangan gagang sapu
Sisa-sisa bahan sapu
|
Konsumen
rumahan atau
Pesanan luas daerah
Sisa-sisa dari bahan
Untuk tambang
|
untuk lapisan septiteng
Kakab sebagai bahan awal injuk
diperoleh dengan cara memotong pangkal pelepah-pelepah daun, kemudian ijuk yang
bentuknya berupa lempengan anyaman ijuk itu dilepas dengan menggunakan parang
dari tempat ijuk itu menempel, dimana ijuk yang baru dilepas tersebut masih
mengandung lidi-lidi ijuk yang dapat dilepaskan dengan menggunakan tangan. Selanjutnya untuk membersihkan serat ijuk
dari kotoran dan ukuran serat yang besar digunakan sisir kawat.
Pohon aren mulai menghasilkan
injuk setelah berumur 5 tahun dengan tinggi pohon rata-rata 2 m, dan akan
tumbuh terus selama bunga betina penghasil buah kolang-kaling/ curuluk/
cangkaleng belum muncul rata-rata satu pohon menghasilkan 20 kg injuk.
Kakab atau injuk yang baru
diambil dari pohon aren itu sendiri dibeli dari petani seharga Rp. 5.000 per kg
yang kemudian diolah dengan teknik sederhana seperti proses penyisiran rambut
serta dipintal dan dijual Rp. 12.000 - Rp. 17.500 per kg untuk pasar ekspor
(Engkus. 2009).
Prospek
Pasar
Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan terus
meningkatnya laju pembangunan rumah permanen merupakan pangsa pasar industri
pembuatan sapu. Usaha industri pembuatan sapu di Desa Cimuncang dalam setiap
bulan tidak kurang dari 60.000 buah
produk sapu berbahan baku injuk .
didistribusikan ke pasar
domestik di berbagai daerah dan pasokan sapu tersebut dirasakan masih terasa
kurang oleh sejumlah grosir di Jakarta dan Surabaya yang meminta kiriman 80.000
hingga 100.000 buah per bulan sedangkan kebutuhan untuk memenuhi permintaan ekspor
permintaannya bisa mencapai 30 ton per bulan. (Engkus.2009).
Dalam perkembangannya industri sapu di Desa Cimuncang Kab. Majalengka untuk memenuhi kebutuhan bahanbaku
berupa kakab sudah tidak dapat dipenuhi dari wilayah Kab. Majalengka sehingga
mendatangkan dari Kabupaten Tasikmalaya, Cianjur dan wilayah sekitarnya.
Dalam perkembangannya industri sapu di Desa Cimuncang Kab. Majalengka untuk memenuhi kebutuhan bahan
Permintaan berbagai produk
dengan bahan baku
utama berupa injuk yang terus meningkat mengindikasikan bahwa industri yang
bergerak dibidang tersebut mempunyai prospek yang terbuka dengan demikian
budidaya aren harus terus dikembangkan.
Daftar Pustaka
Achmad B, Wuri Handayani, Triyono P., Encep R., Dian D., Aditya Hani, Eva
Fauziyah, Soleh M. 2009. Aren (Arenga pinnata) Potensi, Manfaat dan Strategi
Pengembangan. Balai Penelitian Kehutanan. Ciamis
Anonim. 2009. Engkus raih
fulus lewat ijuk rajutan. http://www.situshijau.co.id/tulisan.php?act=detail&id=315&id_kolom=1. diakses tgl. 26 Oktober 2009.