SAPU AREN - investasi pohon

Blog investasi pohon - Blog yang menguraikan mengenai pohon/kayu dalam kerangka hutan rakyat dengan berbagai hal mulai dari investasi, produksi dan pemasaran serta kelembagaannya

Post Top Ad

Thursday, January 28, 2016

SAPU AREN

Pendahuluan
Aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) adalah palma yang terpenting setelah kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal di Sumatra dan Semenanjung Malaya); kawung, taren (Sd.); akol, akel, akere, inru, indu (bahasa-bahasa di Sulawesi); moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara), dan lain-lain.
Pohon aren (Arenga Pinnata) merupakan salah satu pohon MPTS (multi purpose tree system) yang sudah dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Terkenalnya aren di kalangan masyarakat karena hampir seluruh bagian dari pohon ini sudah dapat dimanfaatkan dan digunakan sehingga memiliki nilai ekonomi. Pemanfaatannya mulai dari akar (untuk obat tradisional), batang (untuk berbagai macam peralatan dan bangunan), daun muda/janur untuk pembungkus kertas rokok. Produksi aren lainnya juga dapat dimanfaatkan, misalnya buah aren muda untuk pembuatan kolang-kaling, air nira untuk bahan pembuatan gula merah/cuka dan pati/tepung dalam batang untuk bahan pembuatan berbagai macam makanan (Anonim c, 2008, dalam Achmad dkk. 2009)
Dari berbagai manfaat tersebut termasuk didalamnya berupa pemanfaatan injuk dengan berbagai produk yang dihasilkan. Berbagai jenis produk dengan bahan baku injuk diantaranya yaitu; rambatan tanaman vanili, atap rumah (fiiler), tali tambang, sapu ijuk, reset dan resapan air/septtiteng (Achmad dan Dian D. 2008).

Bahan baku injuk dengan berbagai produk yang dihasilkan sudah menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat baik yang bersifat home industri maupun industri besar yang menyerap banyak tenaga kerja. Perusahaan sapu dengan bahan baku injuk di Desa Cimuncang Kab. Majalengka hasil produksinya sudah menyebar ke berbagai wilayah seperti Surabaya, Medan dan Jakarta bahkan ekspor ke luar negeri sepeti Jepang dan Taiwán. Proses produksi pengolahan injuk sebagai berikut;    
Proses pengolahan injuk hasil wawancara dengan industri sapu di Desa Cimuncang Kab. Majalengka;

KAKAB
 
 

Tahap 1 ;
 

Tahap 2 ; diolah/disisir
CEMARA
 
 

Tahap 3 dan 4;
Cemara adalah kumpulan dari
helaian tebuan.
Tebuan adalah kumpulan dari
Helaian injuk yang sudah rapih
(tebuan koalitas bagus di exspor)

Tahap 5 dan 6; Finishing
Pemotongan tebuan, dimasukan
SAPU
 
Keplastik sebagai pembungkus
Sapu dan pemasangan gagang sapu

Sisa-sisa bahan sapu

TAMBANG
 
Konsumen rumahan atau
Pesanan luas daerah
 

Sisa-sisa dari bahan
Untuk tambang
INJUK
 
 

untuk lapisan septiteng

Kakab sebagai bahan awal injuk diperoleh dengan cara memotong pangkal pelepah-pelepah daun, kemudian ijuk yang bentuknya berupa lempengan anyaman ijuk itu dilepas dengan menggunakan parang dari tempat ijuk itu menempel, dimana ijuk yang baru dilepas tersebut masih mengandung lidi-lidi ijuk yang dapat dilepaskan dengan menggunakan tangan.  Selanjutnya untuk membersihkan serat ijuk dari kotoran dan ukuran serat yang besar digunakan sisir kawat.
Pohon aren mulai menghasilkan injuk setelah berumur 5 tahun dengan tinggi pohon rata-rata 2 m, dan akan tumbuh terus selama bunga betina penghasil buah kolang-kaling/ curuluk/ cangkaleng belum muncul rata-rata satu pohon menghasilkan 20 kg injuk.
Kakab atau injuk yang baru diambil dari pohon aren itu sendiri dibeli dari petani seharga Rp. 5.000 per kg yang kemudian diolah dengan teknik sederhana seperti proses penyisiran rambut serta dipintal dan dijual Rp. 12.000 - Rp. 17.500 per kg untuk pasar ekspor (Engkus. 2009).

Prospek Pasar
Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan terus meningkatnya laju pembangunan rumah permanen merupakan pangsa pasar industri pembuatan sapu. Usaha industri pembuatan sapu di Desa Cimuncang dalam setiap bulan tidak  kurang dari 60.000 buah produk sapu berbahan baku injuk .
didistribusikan ke pasar domestik di berbagai daerah dan pasokan sapu tersebut dirasakan masih terasa kurang oleh sejumlah grosir di Jakarta dan Surabaya yang meminta kiriman 80.000 hingga 100.000 buah per bulan sedangkan kebutuhan untuk memenuhi permintaan ekspor permintaannya bisa mencapai 30 ton per bulan. (Engkus.2009).
Dalam perkembangannya industri sapu di Desa Cimuncang Kab. Majalengka untuk memenuhi kebutuhan bahan baku berupa kakab sudah tidak dapat dipenuhi dari wilayah Kab. Majalengka sehingga mendatangkan dari Kabupaten Tasikmalaya, Cianjur dan wilayah sekitarnya.
Permintaan berbagai produk dengan bahan baku utama berupa injuk yang terus meningkat mengindikasikan bahwa industri yang bergerak dibidang tersebut mempunyai prospek yang terbuka dengan demikian budidaya aren harus terus dikembangkan.


Daftar Pustaka
Achmad B, Wuri Handayani, Triyono P., Encep R., Dian D., Aditya Hani, Eva Fauziyah, Soleh M. 2009. Aren (Arenga pinnata) Potensi, Manfaat dan Strategi Pengembangan. Balai Penelitian Kehutanan. Ciamis

Anonim. 2009. Engkus raih fulus lewat ijuk rajutan. http://www.situshijau.co.id/tulisan.php?act=detail&id=315&id_kolom=1. diakses tgl. 26 Oktober 2009.


Post Top Ad

Your Ad Spot