Gula Merah/Gula Kawung - investasi pohon

Blog investasi pohon - Blog yang menguraikan mengenai pohon/kayu dalam kerangka hutan rakyat dengan berbagai hal mulai dari investasi, produksi dan pemasaran serta kelembagaannya

Post Top Ad

Wednesday, August 16, 2017

Gula Merah/Gula Kawung


Pendahuluan
Aren (Arenga pinnata) termasuk kedalam famili arecaceae. Pohon ini berasal dari wilayah Asia tropis dan menyebar alami mulai dari India timur disebelah barat, hingga Malaysia, Indonesia dan Filipina. Di Indonesia aren tumbuh liar tersebar di Jawa (Kendal, sumedang, Sukabumi, Tasikmalaya, Rangkasbitung dan Lebak) dan tersebar di luar Jawa (Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sumetera Utara, Papua dan sekitarnya). Aren dalam bahasa daerahnya dikenal dengan beberapa nama diantaranya seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (Sumatra dan Semenanjung Malaya), kawung, taren (Sunda), akol, akel, akere, inru, indu (Sulawesi), dan lain-lain.
Pohon aren banyak manfaatnya baik dari aspek skonomi, sosial maupun ekologis. Dari aspek ekonomi pohon aren banyak dimanfaatkan oleh masyarakat baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk dijual sebagai sumber pendapatan dan mata pencaharian utama masyarakat. Beberapa produk yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya nira yang diolah menjadi gula merah, ijuk, kolang-kaling, bahan atap rumah, pati dan lain-lain. Dibeberapa daerah nira juga dimanfaatkan dalam bentuk minuman yang disebut Legen (Jawa Barat), dan dibeberapa daerah nira dijadikan sebagai tuak yang yang dapat memabukkan. Berbagai produk turunan dari nira banyak ragamnya yaitu gula merah, nata pinata, tuak, cuka, ethanol dan obat tradisional (Achmad dan Dian D.2008). Meskipun demikian secara umum khususnya di Jawa Barat nira merupakan produk utama aren yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan gula merah yang sudah dilaksanakan oleh masyarakat sejak lama diberbagai daerah dengan cara sederhana yang diwariskan secara turun menurun. Meskipun sudah dirasakan manfaat dan nilai ekonominya dari pengolahan nira, masyarakat secara umum masih menjadikan usaha gula merah ini sebagai usaha sampingan berupa home industri. Adapun alur/proses pembuatan gula merah disajikan dalam gambar berikut;
Tahapan pembuatan gula merah berdasarkan hasil wawancara dengan petani aren di Kab. Majalengka sebagai berikut;
Tahap 1 dan 2  (Persiapan) ;
Kegiatan rutin yang harus dilaksanakan sebelum pemanenan/penyadapan nira;
- Setelah tangkai aren sudah mengeluarkan kembang, maka pohon aren ditempelin bambu (singgai) ditali ke aren untuk alat manjat.
- Pohon aren dibersihkan dulu dari injuk-injuknya sampe bunganya.
- Tangkai kawungnya dipukul-pukul dan digoyang-goyang biasanya 1 kali pukul-pukul dan goyang-goyang selama ¼ jam dan ini dilaksanakan selama 1 bulan.
- Kemudian dipangkas/dipotong ujungnya dan dibiarin selama 3-4 hari setelah keluar air/nira baru dipasang lodong. 

Tahap 3 (Waktu Pengambilan Nira) :
Ada dua waktu/periode menyimpan dan mgambil lodong yaitu pada waktu pagi mengambil nira yang terkumpul semalam dan menyimpan lodong lagi yang akan diambil sore.
Periode panen nira :
Biasanya 1 pohon dalam waktu 1 th biasa disadap selama 1 bulan tergantung jumlah airnya karena ada  yang hanya; 10 hr, 20 hr dan 30 hr.

Tahap 4 s/d 6 (Tahapan/Proses Pengolahan Nira menjadi Gula Kawung) :
- Nira hasil pengambilan sore dan pagi hari dikumpulkan dan direbus
-  Perebusan dengan kayu bakar dari pagi (06.00) s/d siang (11.00 – 12.00). Pada saat memasak air nira diperlukan energi yang cukup tinggi, dimana petani umumnya memasak air nira ini menggunakan kayu bakar. Untuk memperoleh kayu bakar yang dapat menghasilkan api yang tahan lama dan merata, diperlukan kayu yang keras. Selain itu kayu bakar yang digunakan untuk memasak berpengaruh terhadap kualitas gula yang akan dihasilkan. Jika menggunakan kayu nangka akan menghasilkan gula dengan kualitas yang bagus, berwarna kuning kemerah-merahan.  
- Perebusan sampe menggolak dan akhirnya membeku/ketal
-  Setelah beku baru proses pencetakan dengan alat cetak yang terbuat dari bambu menjadi gula kawung.

Analisa Usaha Gula Kawung
Biaya;
Dihitung dalam 1 kali proses pembuatan dari nira hasil pengambilan pagi dan sore yaitu;
‘- kayu bakar   : Rp. 4.000,-
 - hasilnya       : 2-3 gandu gula kawung.
   (harga jual  Rp. 3.000 – 3.500/gandu)
- keuntungan dari 1 pohon aren periode pengambilan nira 1 hari 1 malam yaitu; 10.500 – 4.000 = 6.500/pohon/hari. 
- maka jika periode panen nira dari 1 pohon aren 1 th hanya selama 1 bulan (maksimal 30 hari) keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 195.000,- dan jika 1 orang petani mempunyai 10 pohon aren maka keuntungannya sebesar Rp. 1.950.000/th.

Potensi dan Prospek Pasar Gula Merah
Menurut Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian (2003) dalam Achmad B. dkk. (2009) tanaman aren ditemui di 14 Propinsi dengan luas total sekitar 70.000 ha. Dengan luas tanaman aren sekitar 70.000 hektar, apabila dalam setiap hektar terdapat rata-rata 150 pohon maka jumlah pohon aren di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai 10.500.000 pohon. Setiap pohon dapat menghasilkan optimal 10 liter nira tiap hari, maka setiap hari dapat dihasilkan nira sebanyak 105.000.000 liter. Dengan rendemen 12%,  akan dihasilkan 12.600.000 kg gula aren setiap harinya atau  4.536.000.000 kg tiap tahunnya.
Kebutuhan untuk gula merah dalam negeri masih tidak sebanding dengan produksi yang ada. Menurut data Dewan Gula Indonesia (2004) dalam Burhanudin (2005) dalam Achmad dkk (2009) setiap tahunnya produksi dalam negeri rata-rata 2,1 juta ton, sedangkan permintaan untuk konsumsi gula masyarakat mencapai rata-rata 2,7 juta ton, sehingga setiap tahunnya diperlukan impor gula minimal  0,5 juta ton. Komoditas gula di indonesia juga merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok rumah tangga, sehingga pasar untuk gula aren akan selalu terbuka lebar baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Belum lagi untuk pemenuhan kebutuhan industri makanan dan minuman yang membutuhkan gula sebagai bahan pemanis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tebu Rakyat Intensifikasi (1993) dalam Sriyoto et. al (2003) dalam Achmad dkk (2009)  melaporkan bahwa 30% kebutuhan bahan pemanis di Indonesia dipenuhi oleh gula putih yang didalamnya termasuk aren, sementara permintaan luar negeri lebih besar dari kemampuan dalam negeri. Oleh karena itu prospek pengembangan aren khususnya produk gula merah masih sangat terbuka pasarnya dan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan upaya untuk terus mengembangkan dan membudidayakan aren.

Daftar Pustaka
Achmad B, Wuri Handayani, Triyono P., Encep R., Dian D., Aditya Hani, Eva Fauziyah, Soleh M. 2009. Aren (Arenga pinnata) Potensi, Manfaat dan Strategi Pengembangan. Balai Penelitian Kehutanan. Ciamis

Post Top Ad

Your Ad Spot