Tehnik Pengambilan Spora Pada Tanaman Ketak - investasi pohon

Blog investasi pohon - Blog yang menguraikan mengenai pohon/kayu dalam kerangka hutan rakyat dengan berbagai hal mulai dari investasi, produksi dan pemasaran serta kelembagaannya

Post Top Ad

Monday, April 23, 2018

Tehnik Pengambilan Spora Pada Tanaman Ketak

Pengantar
Ketak dalam bahasa latinnya Lygodium circinnatum (Burm.f) Sw. adalah tumbuhan paku merambat (Schizaeaeceae) yang panjangnya dapat mencapai 10 m dan diameter batang 2-5 mm. Bentuk daunnya menjari 2-5 dengan tepi daun bergerigi, pada permukaan bawahnya terdapat sporangium. Jenis ini memiliki rimpang pendek kurang dari 10 cm, sedikit berdaging dan menjalar di dalam tanah. Secara umum Lygodium mempunyai akar yang merayap, berambut tapi tidak bersisik, daun-daunnya monostichous, melilit dan pertumbuhannya tidak dapat didefinisikan. Rantingnya tidak panjang, ranting primernya pendek, ujungnya terhenti dan ditutupi oleh rambut dan setiap ujungnya terdapat sepasang ranting sekunder.



Gambar Tanaman Ketak Lygodium circinnatum (Burm.f) Sw

Kegunaan/Manfaat Tanaman
Ketak digunakan sebagai bahan baku pembuatan kerajinan anyam-anyaman yang mempunyai komoditas dengan nilai seni dan ekonomi yang tinggi. Pulau Lombok menjadi pusat kerajinan ketak dan untuk Jawa Barat berada di Kp. Citumang Kab. Pangandaran.

Budidaya
Tanaman ketak tumbuh secara alami baik di hutan alam maupun di kebun rakyat. Ketak menjadi pilihan salah satu jenis HHBK yang dikembangkan di KPHL Rinjani Barat dan untuk di kebun rakyat ketak tumbuh secara alami di daerah selatan Jawa Barat (Citumang dan sekitarnya.
Perbanyakan ketak dapat dilakukan dengan metode rimpang/stek rimpang  dan melalui persemaian dengan memanfaatkan spora yang terdapat pada daun ketak.

Prosedur Pengambilan/Pemisahan Spora Pada Tanaman Ketak

1. Pemilihan dan Pengambilan Spora dari Tanaman
Spora pada tanaman ketak diperoleh jika tanaman ketak itu sudah tua. Ciri ciri yang kasat mata dan mudah di lihat yaitu terletak pada daun ketak. Daun ketak yang kriting bisanya sudah terdapat spora. 
Seperti gambar dibawah ini;


Keterangan : Pengambilan daun yang sudah ada spora tidak disarankan yang sudah terlalu kering karena dikuatirkan sporanya sudah pada jatuh.

2. Pembungkusan Daun Spora
Daun spora yang diperoleh dari kebun/hutan di masukan ke dalam kantong yang terbuat dari koran dengan menutup 4 sisinya. Penutupan semua sisi dengan tujuan agar spora tidak berhaburan pada saat kegiatan pengangkatan dan penjemuran.



3. Penjemuran Daun Spora
Daun spora yang sudah di masukan kedalam kantong yang terbuat dari koran selanjutnya dilakukan pengeringan dengan menjemur terkena sinar matahari secara langsung sekitar 2-3 hari. 
Kegiatan penjemuran ini bertujuan untuk mengiringkan daun spora sehingga sporanya bisa lepas.    




4. Perontokan/Pemisahan Spora dari Daunnya
Daun spora yang sudah kering, dilakukan peremasan dengan tetap daun spora berada di dalam kantong koran sehingga spora tidak bertebaran kemana-mana. Pemisahan spora dilakukan dengan cara menyaring daun spora yang sudah kering dari dalam kantong koran dengan menggunakan penyaring yang sangat lembut. Kegiatan penyaringan ini untuk memisahkan spora dari  daun dan kotoranya lainnya.




                       (4.a. Alat Penyaringan)    


                                      (4.b. Kegiatan Penyaringan)


(4.c. Spora Hasil Penyaringan)  
                   
Keterangan :  Kegiatan penyaringan harus di laksanakan di dalam ruangan karena jika penyaringan dilakukan di luar ruangan maka spora akan terbang terkena angin.

5. Penyimpanan  Spora
Spora hasil penyaringan sebagaimana gambar (4.c) selanjutnya dilakukan penyimpanan dengan cara dimasukan ke dalam botol diberi label dan di simpan ke dalam kulkas.




Keterangan : Kegiatan penyimpanan harus dilaksanakan di dalam kulkas, karena jika di simpan dalam suhu ruangan maka spora akan mati dan tidak bisa disemai.






Post Top Ad

Your Ad Spot