Cara Tanam Sengon Cepat Besar - investasi pohon

Blog investasi pohon - Blog yang menguraikan mengenai pohon/kayu dalam kerangka hutan rakyat dengan berbagai hal mulai dari investasi, produksi dan pemasaran serta kelembagaannya

Post Top Ad

Wednesday, May 6, 2015

Cara Tanam Sengon Cepat Besar

Tehnik Terubusan Cara Tanam Pohon Sengon
Yang Cepat Besar

Pendahuluan
Kegiatan penanaman tanaman kayu dilihat dari sejarah sudah dimulai sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda karena adanya eksploitasi yang sangat besar terhadap kawasan hutan sehingga pemerintahan pada waktu itu mengarahkan masyarakat pemakai kayu bakar dapat memenuhi kebutuhannya dengan menanam pohon kayu di tanah yang dikelolanya.
Dalam perkembangannya kegiatan penanaman kayu atau penghijauan terus digalakkan sejak tahun 1950. Berbagai program telah dilaksanakan mulai dari Gerakan Karang Kitri, Rakgantang (Gerakan Gandrung Tatangkalan), sengonisasi, Gerhan dll.
Kegiatan penanaman kayu dilahan milik yang sudah dilaksanakan sejak lama dalam perkembangannya masyarakat mempunyai berbagai pengalaman tehnik budidaya tanaman kayu terutama sengon mulai dari yang alami tumbuh sendiri sampai pada penanaman sengon hasil dari kultur jeringan dan tidak sedikit masyarakat yang sudah melaksanakan budidaya tanaman sengon dengan tehnik terubusan. Budidaya sengon dengan sistem terubusan ini kiranya dapat menjadi salah satu alternatif tehnik budidaya yang dapat dikembangkan dan digunakan dalam pengelolaan hutan rakyat.


Pelaksanaan Teknik Terubusan
Secara garis besar pelaksanaan teknik terubusan dilaksanakan dalam 3 tahapan yaitu;
1. Persaratan/perlakuan sebelum (pelaksanaan penebangan)
2. Teknik pelaksanaan budidaya terubusan
3. Pemeliharaan terubusan

Adapun tahapan kegiatan tersebut akan diuraiakan sebagai berikut;
1. Persyaratan/Perlakuan sebelum (pelaksanaan penebangan).
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diperoleh bahwa budidaya sengon teknik terubusan dapat dilaksanakan jika pelaksanaan penebangan memenuhi persyaratan sebagai berikut;
a. Umur pohon yang ditebang
Pohon yang ditebang tidak dilaksanakan pada pohon yang berumur muda (< dari 5 th) karena pada tanaman muda batang utamanya masih kecil sehingga memungkinkan tunas hasil terbusan akan roboh karena batang utama tidak kuat menopang pertumbuhan terubusan dan tidak disarankan pada pohon yang sudah tua karena kemungkikan munculnya tunas baru relatif kecil dan sedikit. Penebangan sebaiknya dilaksanakan pada sengon berumur > 5 th karena batang utama sudah cukup menopang pertumbuhan tunas dan bisanya tunas baru yang tumbuh berkisar 5-6 tunas.
b. Sistem penebangan dengan tebang habis
 Tebang habis harus dilaksanakan karena tunggak sisa penebangan yang ternaungi/lebab akan membusuk atau kecil kemungkinan untuk tumbuhnya suatu terubusan. Pelaksanaan tebang habis lahan akan terbuka sehingga dengan sinar matahari yang penuh akan mempercepat tumbuhnya terubusan.
c. Pelaksanaan penebangan tidak disarankan menggunakan chainshow/gergaji.
Penebangan dengan chainshow/gergaji akan menutup pori-pori kayu sehingga menghambat tumbuhnya terubusan baru.
d. Pelaksanaan penebangan dilakukan 3 bulan sebelum musim penghujan.
e. Pelaksanaan penebangan serendah mungkin (10-20 cm), karena tunggak sisa penebangan akan mampu menopang pertumbuhan terubusan.

2. Teknik pelaksanaan budidaya terubusan
Pelaksanaan budidaya terubusan dilaksanakan sebagai berikut;
a.       Selesai pelaksanaan penebangan, lahan harus dibersihkan (penyiangan) dari tanaman liar.
b.       Tunggak bekas tebangan ditutupi dengan serasah untuk menjaga kadar air pada tunggak.
c.        Serasah dibiarkan sampai kering dan membusuk dan 2-3 bulan dari penebangan tunas akan muncul.
d.       Untuk memperkuat tunggak maka dilaksanakan penimbunan (diipuk) dari arah samping.


3. Kegiatan Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dilaksanakan pada saat tunas baru sudah tumbuh ± 1 m yaitu dengan dilaksanakan penimbunan ke-2 (diipuk) untuk memperkuat tunggak menopang pertumbuhan terubusan. Kegiatan pemeliharaan yang lain berupa pembersihan lahan dan penimbunan  (diipuk) 2 kali dalam satu tahun.
Kegiatan penjarangan dapat dilaksanakan pada saat umur 2 tahun yang dengan mengurangan jumlah terubusan yang muncul yaitu dengan membuang/menebang terbusan yang kecil/kerdil. Penjarangan harus dilaksanakan karena dalam satu tunggak seringkali muncul banyak (lebih dari 2 terubusan sebagaimana gambar 1) sehingga untuk memperoleh tegakan yang cepat pertumbuhannya dalam 1 tunggak disisakan maksimal 2-3 terubusan. Disamping untuk mempercepat pertumbuhan kegiatan penjarangan dilaksanakan juga untuk mengkondisikan tunggak mampu menopang pertumbuhan hasil terubusan.


Hasil yang Sudah Dicapai
Pada gambar 1 tersebut nampak bahwa kegiatan pemeliharaan (penjarangan) tidak dilaksanakan sehingga terubusan tumbuh apa adanya. Kegiatan penjarangan dilaksanakan dengan menyisakan 2-3 batang yang tumbuh dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran yang dilaksanakan secara acak dan dipilih secara sengaja pada lahan dan umur yang sama terhadap 2 tegakan yang berasal dari bibit dan hasil terubusan hasilnya sebagai berikut;

Tabel 1 : Hasil pengukuan diameter
N
Klasifikasi
Diamater
Diamater Terubusan
0
Ø
Dari
Jumlah
Ø


Bibit (cm)
terubusan
(cm)
1
Besar
0,36
3
0,37




0,07




0,29
2
Sedang
0,19
2
0,21




0,13
3
kecil
0,04
2
0,04




0,09

Memperhatikan tabel tersebut terlihat bahwa sengon dengan sistem terubusan menghasilkan diameter tegakan yang lebih besar bila dibandingkan dengan tanaman sengon yang berasal dari bibit, apalagi secara kwantita keseluruhan terubusan dijumlahkan. Hal ini memberikan gambaran bahwa secara langsung tehnik terubusan menghasilkan volume kayu yang jauh lebih besar dari pada tegakan sengon yang berasal dari bibit.

Apabila rata-rata tinggi pohon pada tabel 1 diasumsikan sama yaitu 12 m dan jumlah terubusan hanya 2 pohon terbesar maka diperoleh rata-rata volume total sebesar 1,13 m3 untuk tehnik terubusan dan 0,59 m3 untuk sengon yang berasal dari bibit.

Post Top Ad

Your Ad Spot