PEMASARAN KAYU RAKYAT - investasi pohon

Blog investasi pohon - Blog yang menguraikan mengenai pohon/kayu dalam kerangka hutan rakyat dengan berbagai hal mulai dari investasi, produksi dan pemasaran serta kelembagaannya

Post Top Ad

Friday, July 10, 2015

PEMASARAN KAYU RAKYAT

Aspek pemasaran memegang peranan yang sangat penting dan menjadi ujung dari semua proses. Kenyataan di lapangan petani pada umumnya dihadapkan pada masalah kebutuhan yang mendesak dan seringkali tanaman kayu menjadi andalan guna mengatasinya sehingga muncul istilah ”daur butuh” . Kondisi tersebut memposisikan petani pada posisi yang lemah karena pada kenyataannya penjualan kayu dilaksanakan dengan sistem borongan kepada bandar. Penjualan kayu yang dilaksanakan oleh petani dengan sistem borongan ke bandar ada beberapa alasan yang melatarbelakanginya yaitu;
(1) tidak menanggung biaya pemanenan/penebangan, (2) tidak perlu mengeluarkan biaya pemasaran karena biaya penebangan, pembagian batang, pengangkutan dan pemasaran menjadi tanggungan pedagang pengepul, (3) tidak ikut mananggung biaya kerusakan kayu/penyusutan yang dikarenakan kayu tidak memenuhi persyaratan pasar, (4) bisa memanfaatkan sisa-sisa tebangan yang tidak diambil pedagang pengepul sebagai kayu bakar, sisa daun dapat sebagai makanan ternak maupun pupuk hijau.

Meskipun demikian secara hitungan ekonomi sebenarnya petani sangat dirugikan dengan sistem penjualan borongan karena disamping nilai tawar di petani rendah total volume kayu sebagai dasar penentuan harga, petani tidak mengetahui dan hanya berdasarkan jumlah pohon. Fenomena penjualan kayu yang sangat merugikan petani tersebut sudah berjalan sejak dulu dan belum ada campur tangan pemerintah untuk mencari jalan keluar guna meminimalisir kerugian di tingkat petani. Kebijakan yang sudah dikeluarkan dan diimplementasikan di lapangan masih sebatas surat ijin penebangan dan surat keterangan jalan bukti legalitas kayu.
Ada beberapa langkah yang dapat dilaksanakan guna mengurangi tingkat kerugian petani diantaranya;
1. Sosialisasi penghitungan volume kayu.
Langkah ini dilakukan untuk meminimalisir kerugian petani baik penjualan sistem borongan maupun per pohon. Pengetahuan tentang volume kayu ditingkat petani diharapkan dapat meningkatkan nilai tawar pada saat bertransaksi.
Sosialisasi penghitungan volume kayu terlebih dahulu dilaksanakan ditingkat penyuluh untuk menyamakan presepsi dan tehnik penghitungan kayu yang benar karena disinyalir cara penghitungan volume kayu yang benar belum dikuasai oleh semua penyuluh dengan didapati kasus di lapangan penghitungan diameter dilaksanakan sejauh jangkauan tangan.
Penyuluh sebagai ujung tombak di lapangan yang paling dekat dengan petani harus mesosialisasikan tehnik penghitungan volume ke tingkat petani sehingga petani mempunyai wawasan yang seragam tentang volume kayu yang akhirnya dapat beradu tawar dengan pembeli/bandar.

2. Sosialisasi tentang pasaran harga yang kontinyu.
Informasi harga juga sangat dibutuhkan ditingkat petani yang domisilinya relatif jauh dari perkotaan dengan harapan dapat dijadikan sebagai dasar harga yang akan ditawarkan ke pembeli sehingga tingkat kerugian di petani dapat dihindari.

Dua langkah tersebut sebagai gambaran sederhana yang tidak memerluakan biaya besar adapun untuk menstabilkan harga campur tangan pemerintah sangat diperlukan yang mungkin dapat ditempuh dengan kebijakan pelarangan mengimpor kayu dari luar daerah selama stok bahan baku di daerah setempat masih mencukupi. Rangsangan berupa perhargaan atau reward dari pemerintah kepada petani atau penyuluh yang berhasil menjaga kelestarian hutan rakyat dapat dilaksanakan untuk menarik perhatian masyarakat yang lain agar terdorong menjaga keberlangsungan hutan rakyat yang akhirnya stok kebutuhan bahan baku industri didaerah tersebut tetap terjaga dan harga dapat stabil

Post Top Ad

Your Ad Spot