Budidaya Jahe - investasi pohon

Blog investasi pohon - Blog yang menguraikan mengenai pohon/kayu dalam kerangka hutan rakyat dengan berbagai hal mulai dari investasi, produksi dan pemasaran serta kelembagaannya

Post Top Ad

Monday, April 23, 2018

Budidaya Jahe

Jahe adalah  salah satu komoditi tanaman obat yang bisa  di budidayakan di bawah tegakan tanaman. Tanaman jahe dapat dibudidayakan baik di lahan terbuka maupun di bawah tegakan tanaman. Jahe juga dapat dibudidayakan baik di lahan sawah, kebon maupun di lahan pekarangan. Pada lahan darat/kebon sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan dari suatu lahan yang sudah terdapat tanaman kayunya maka jahe bisa menjadi alternatif untuk dikembangkan.
Jahe dapat menjadi pilihan untuk mengisi tanaman bawah tegakan karena beberapa faktor, yaitu budidayanya mudah, bibit gampang diperoleh, mudah dalam penjualan.

Budidaya Mudah
Budidaya jahe relatif mudah tidak memerlukan perlakuan yang khusus, tetapi  untuk mendapatkan hasil panen yang optimal harus diperhatikan syarat-syarat tumbuh yang dibutuhkan tanaman jahe. Bila keasaman tanah yang ada tidak sesuai dengan keasaman tanah yang dibutuhkan tanaman jahe, maka harus ditambah atau dikurangi keasaman dengan kapur.
Budidaya jahe secara sederhana bisa diuraikan sebagai berikut;
1. Pengolahan tanah
Tanah harus gembur untuk itu dilaksanakan pembajakan sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah dan membersihkan tanaman pengganggu. Jika pada lahan dibawah tegakan maka dapat dilakukan dengan mencangkul. Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg. (BP3K Kec. Jatinagara Kab. Ciamis)
2. Bedengan
Bedengan diperlukan jika lahan yang akan digunakan untuk penanaman jahe mempunyai tingkat kelembaban yang tinggi atau dimungkinkan terhadi genangan air. Bedengan ini dilakukan untuk menghindari pembusukan jahe karena kerendam air. Bedengan-bedengan dibuat dengan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan anjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
    3. Pengapuran
Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, Terutama fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji. (BP3K Kec. Jatinagara Kab. Ciamis)
4. Penanaman
Cara penanaman dilakukan dengan cara melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang sudah disiapkan.





Bibit Mudah diperoleh
Pada saat ini bibit jahe sangat mudah untuk diperoleh bahkan pada beberapa daerah jika akan melaksankaan penanaman jahe bibit bisa minta ke sesame petani. Jika harus membeli bibit jahe mudah didapatkan.

Mudah dalam penjualan
Produk – produk pertanian pada saat ini dalam hal penjualan hasil tidak mengalami kendala karena banyak Bandar baik bandar tanaman kayu, Bandar tanaman buah, Bandar tanaman obat banyak yang keliling mencari bahan baku dari petani. Oleh karena itu dalam hal penjualan produk budidaya jahe tidak mengalami kendala.

Berbagai kelebihan tersebut sangatlah cocok jika jahe menjadi alternatif pilihan untuk dibudidayakan baik pada lahan terbuka maupun pada lahan di bawah tegakan.

Post Top Ad

Your Ad Spot